Tepat sebelum ia selesai memecahkan kode rahasia di brankas yang
tertancap pada dinding rumahnya, Yordan merasa ada sesuatu yang ganjil. Sebuah
suara di balik kepalanya berkata,”Lari Yordan, selagi kau bisa.” Tetapi dua
belas tahun bersama kelompok Mossad** telah mengajarkannyanya menggunakan indra
keenamnya dengan penuh kehati-hatian sama seperti saat ia menggunakan kelima
indranya yang lain. Dan sekarang, firasatnya tidak mengecewakannya. Brankasnya
kosong. Tiga berkas ‘penting’ dan tas kulit berkancing telah
lenyap. Untuk pertama kalinya, sejak mereka membunuh orang tuanya tepat di depan
matanya, Yordan membiarkan dirinya menjadi pucat. “Jangan panik,”suara
di balik kepalanya menenangkannya. “Berpikir, berpikir, berpikir.” Siapa yang
bisa berpikir kalau kau terus mengoceh? “Tak seorangpun yang tahu kombinasi
kode ini kecuali istriku, Yemima,” Yordan memberi tahu dirinya sendiri mencoba
untuk mempersempit daftar orang-orang yang patut dicurigai, “dan aku telah
membunuhnya pada Nopember lalu, setelah melebihkan sakarin pada kopinya.” Ia masih
berdiri di depan brankas kosong itu. Ia merasa terganggu karena kesalahan yang ia
buat di bulan Nopember ketika ia menjadikan dirinya sendiri sebagai salah satu pelaku yang dicurigai. Atau pernahkah ia melupakan seseorang? Yordan ingat tentang Halamish ajarkan kepadanya di latihan dasar (sebelum ia diberitakan
sebagai bagian dari Khmer Merah***): “Jangan percaya pada siapapun, termasuk dirimu
sendiri.” Tiba-tiba semuanya terpecahkan. “Akulah yang telah mencuri
berkasnya,”bisiknya pada dirinya sendiri seakan-akan tak percaya. “Semua
hipotesis sudah terbukti: Aku mengetahui kombinasi kodenya, aku memilki kesempatan
dan siapa lagi selain aku yang memiliki alasan untuk mencuri tas kulitnya?” Setelah sedikit kaget karena ini, Yordan memutuskan untuk bertindak dengan sangat cepat. Ia
meringkus dirinya sendiri dari belakang, menguasainya dengan mudah lalu
mengikat dirinya sendiri di kursi. “Siapa yang mengutusmu?” Ia meneriaki
dirinya sendiri dengan murka. “Bicara, bajingan!” “Hei, apa kau sudah
kehilangan akal sehat?” dirinya menjawab dalam kebingungan. “Ini saya,
maksudku, kau sendiri Yordan. Jangan ikat saya.” “Diam, penghianat!” Balasnya
dan menampar dirinya sendiri. “Saya, pengkhianat?” tanyanya, terkejut. “Yordan,
apa kau gila? Kau telah mengenalku sedari dulu. Kau tahu, saya tidak akan
mengkhianati tanah airku.” Yordan lalu pura-pura tersadar dan melepaskan ikatan
pada dirinya sendiri. “Tfadal,”**** katanya, sambil menyodorkan
sebatang rokok kepada dirinya sendiri. “Shukran,”***** balasnya, berterima kasih pada
dirinya sendiri. “Aha! Sekarang saya menangkapmu, kau anak Arab bangsat,” Kata
Yordan dengan sangat girang. “Ayolah, apakah seperti itu caramu berbicara pada
Mama?” jawabnya, pura-pura polos. “Jangan bawa-bawa, Mama, tikus busuk. Jika
kau bukan mata-mata, mengapa kau membalas perkataanku dengan bahasa Arab?”
“Karena kau menanyaiku dengan bahasa Arab, dungu. Kita pernah bersama belajar
bahasa Arab saat latihan dasar,” Terang Yordan pada dirinya sendiri,
perasan-perasaannya melukai, ketulusan dalam suaranya. “Percaya padanya, ia menceritakan
kebenaran,” lalu suara di balik kepalanya berbisik dengan sedikit aksen Rusia.
“Setelah semua ini, dia sebenarnya adalah kamu. Kau harus mempercayainya.” “Saya tidak
memiliki misi selain mengorbankan hidupku untuk negaraku,”kata Yordan pada
dirinya sendiri. “Selain itu... Hei, tunggu dulu, siapa yang berbicara dengan
sedikit aksen Rusia itu?” Ia lalu mengayunkan tanganya ke bagian belakang kepalanya lalu
mengeluarkan makhluk liliput yang berada di dalam topi berbulunya.
Ketika Yordan membawa si liliput yang terikat untuk diinterogasi di
markas pusat, lelaki kecil itu membeberkan beberapa informasi. “Lihat,”
katanya, “selama era glasnost******, tak ada satupun orang yang bekerja. Semua agen KGB******* mati kebosanan. Jadi kami memutuskan untuk, bagaimana orang-orang menyebutnya
ya, angkat kaki. Kami mencari arsip-arsip kami pada seorang agen ber-IQ jongkok di
dunia ini dan kami— Yordan berhenti mendengarnya karena capek. Ia melepas lampu
mobilnya, lalu memasukkan lelaki kerdil Soviet itu ke dalam lubang, menyisipkan cahaya lampunya ke lubang itu, dan menekannya hingga ia bisa mendengar
teriakan. Delapan detik kemudian, lelaki kerdil itu berhenti berteriak. Yordan
memencet tombol U-turn lalu pulang. “Mungkin aku agak bodoh ketika mereka
menguji kita pada tes-tes tertentu,” katanya pada dirinya sendiri. “Tapi IQ jongkok di
dunia ini? Asal kau tahu saja,” sambungnya dengan ekspresi yang dibuat-buat, “Saya
pernah tahu seorang agen Georgia yang hampir tidak bisa menghitung
sampai tiga...” Ia tersenyum sinis di depan kaca mobil.
Jauh di dalam hatinya, ia masih tidak percaya pada omongan lelaki kerdil itu.
* Diterjemahkan oleh Himawan dari 'Yordan', The Girl On The Fridge (2008, Farrar, Starus, and Giroux) karya Etgar. Diterjemahkan dari bahasa Hibrew ke bahasa Inggris oleh Miriam Shlesinger & Sondra Silverston.
** Mossad sebutan untuk badan intelijen Israel.
*** Khmer Merah atau Khmer Rogue adalah sayap militer partai Komunis Kamboja yang beraliran Maois.
**** Tfadal merupakan istilah dalam bahasa arab yang berarti silakan.
***** Shukran merupakan istilah dalam bahasa Arab yang berarti terima kasih.
****** Glasnost merupakan sebutan untuk kebijakan yang diterapkan pemerintah Uni Soviet di bawah Mikhail Gorbachev.
******* KGB sebutan untuk badan Intelijen Uni Soviet.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar