Selasa, 03 Januari 2017

Yordan

Oleh: Etgar Keret*


Tepat sebelum ia selesai memecahkan kode rahasia di brankas yang tertancap pada dinding rumahnya, Yordan merasa ada sesuatu yang ganjil. Sebuah suara di balik kepalanya berkata,”Lari Yordan, selagi kau bisa.” Tetapi dua belas tahun bersama kelompok Mossad** telah mengajarkannyanya menggunakan indra keenamnya dengan penuh kehati-hatian sama seperti saat ia menggunakan kelima indranya yang lain. Dan sekarang, firasatnya tidak mengecewakannya. Brankasnya kosong. Tiga berkas ‘penting’ dan tas kulit berkancing telah lenyap. Untuk pertama kalinya, sejak mereka membunuh orang tuanya tepat di depan matanya, Yordan membiarkan dirinya menjadi pucat. “Jangan panik,”suara di balik kepalanya menenangkannya. “Berpikir, berpikir, berpikir.” Siapa yang bisa berpikir kalau kau terus mengoceh? “Tak seorangpun yang tahu kombinasi kode ini kecuali istriku, Yemima,” Yordan memberi tahu dirinya sendiri mencoba untuk mempersempit daftar orang-orang yang patut dicurigai, “dan aku telah membunuhnya pada Nopember lalu, setelah melebihkan sakarin pada kopinya.” Ia masih berdiri di depan brankas kosong itu. Ia merasa terganggu karena kesalahan yang ia buat di bulan Nopember ketika ia menjadikan dirinya sendiri sebagai salah satu pelaku yang dicurigai. Atau pernahkah ia melupakan seseorang? Yordan ingat tentang Halamish ajarkan kepadanya di latihan dasar (sebelum ia diberitakan sebagai bagian dari Khmer Merah***): “Jangan percaya pada siapapun, termasuk dirimu sendiri.” Tiba-tiba semuanya terpecahkan. “Akulah yang telah mencuri berkasnya,”bisiknya pada dirinya sendiri seakan-akan tak percaya. “Semua hipotesis sudah terbukti: Aku mengetahui kombinasi kodenya, aku memilki kesempatan dan siapa lagi selain aku yang memiliki alasan untuk mencuri tas kulitnya?” Setelah sedikit kaget karena ini, Yordan memutuskan untuk bertindak dengan sangat cepat. Ia meringkus dirinya sendiri dari belakang, menguasainya dengan mudah lalu mengikat dirinya sendiri di kursi. “Siapa yang mengutusmu?” Ia meneriaki dirinya sendiri dengan murka. “Bicara, bajingan!” “Hei, apa kau sudah kehilangan akal sehat?” dirinya menjawab dalam kebingungan. “Ini saya, maksudku, kau sendiri Yordan. Jangan ikat saya.” “Diam, penghianat!” Balasnya dan menampar dirinya sendiri. “Saya, pengkhianat?” tanyanya, terkejut. “Yordan, apa kau gila? Kau telah mengenalku sedari dulu. Kau tahu, saya tidak akan mengkhianati tanah airku.” Yordan lalu pura-pura tersadar dan melepaskan ikatan pada dirinya sendiri. “Tfadal,”**** katanya, sambil menyodorkan sebatang rokok kepada dirinya sendiri. “Shukran,”***** balasnya, berterima kasih pada dirinya sendiri. “Aha! Sekarang saya menangkapmu, kau anak Arab bangsat,” Kata Yordan dengan sangat girang. “Ayolah, apakah seperti itu caramu berbicara pada Mama?” jawabnya, pura-pura polos. “Jangan bawa-bawa, Mama, tikus busuk. Jika kau bukan mata-mata, mengapa kau membalas perkataanku dengan bahasa Arab?” “Karena kau menanyaiku dengan bahasa Arab, dungu. Kita pernah bersama belajar bahasa Arab saat latihan dasar,” Terang Yordan pada dirinya sendiri, perasan-perasaannya melukai, ketulusan dalam suaranya. “Percaya padanya, ia menceritakan kebenaran,” lalu suara di balik kepalanya berbisik dengan sedikit aksen Rusia. “Setelah semua ini, dia sebenarnya adalah kamu. Kau harus mempercayainya.” “Saya tidak memiliki misi selain mengorbankan hidupku untuk negaraku,”kata Yordan pada dirinya sendiri. “Selain itu... Hei, tunggu dulu, siapa yang berbicara dengan sedikit aksen Rusia itu?” Ia lalu mengayunkan tanganya ke bagian belakang kepalanya lalu mengeluarkan makhluk liliput yang berada di dalam topi berbulunya.


Ketika Yordan membawa si liliput yang terikat untuk diinterogasi di markas pusat, lelaki kecil itu membeberkan beberapa informasi. “Lihat,” katanya, “selama era glasnost******, tak ada satupun orang yang bekerja. Semua agen KGB******* mati kebosanan. Jadi kami memutuskan untuk, bagaimana orang-orang menyebutnya ya, angkat kaki. Kami mencari arsip-arsip kami pada seorang agen ber-IQ jongkok di dunia ini dan kami— Yordan berhenti mendengarnya karena capek. Ia melepas lampu mobilnya, lalu memasukkan lelaki kerdil Soviet itu ke dalam lubang, menyisipkan cahaya lampunya ke lubang itu, dan menekannya hingga ia bisa mendengar teriakan. Delapan detik kemudian, lelaki kerdil itu berhenti berteriak. Yordan memencet tombol U-turn lalu pulang. “Mungkin aku agak bodoh ketika mereka menguji kita pada tes-tes tertentu,” katanya pada dirinya sendiri. “Tapi IQ jongkok di dunia ini? Asal kau tahu saja,” sambungnya dengan ekspresi yang dibuat-buat, “Saya pernah tahu seorang agen Georgia yang hampir tidak bisa menghitung sampai tiga...” Ia tersenyum sinis di depan kaca mobil.
           
Jauh di dalam hatinya, ia masih tidak percaya pada omongan lelaki kerdil itu.  



* Diterjemahkan oleh Himawan dari  'Yordan', The Girl On The Fridge (2008, Farrar, Starus, and Giroux) karya Etgar. Diterjemahkan dari bahasa Hibrew ke bahasa Inggris oleh Miriam Shlesinger & Sondra Silverston.

** Mossad sebutan untuk badan intelijen Israel.

*** Khmer Merah atau Khmer Rogue adalah sayap militer partai Komunis Kamboja yang beraliran Maois.

**** Tfadal merupakan istilah dalam bahasa arab yang berarti silakan.

***** Shukran merupakan istilah dalam bahasa Arab yang berarti terima kasih.

****** Glasnost merupakan sebutan untuk kebijakan yang diterapkan pemerintah Uni Soviet di bawah Mikhail Gorbachev.

******* KGB sebutan untuk badan Intelijen Uni Soviet. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar